“Kak jangan ndusel ndusel gitu ih, diem dulu ini ntar ga beres-beres,” “Katanya mau bantuin malah ngerecokin lo kalo gini,”
Gadis itu terus mengoceh tanpa henti saat erlangga tengah asik memeluk nya dari belakang. Bukan nya apa apa hanya saja masih banyak keperluan yang belum anna bereskan, tetapi kegiatannya terputus-putus hanya karena ulah erlangga yang terkadang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher anna.
“Wangi, pake sabun apa sih aku suka,” ucap pria itu yang masih setia memeluk nya.
anna berdecak sebal, ingin bergerak saja anna tak bisa karena eratnya pelukan erlangga. Ia mencoba melepaskan tangan erlangga yang bertengger di perutnya, namun erlangga menepisnya.
“Serius ya kalo lo gamau lepasin gue, gue gamau ngehubungin lo nanti di aussie,” hanya dengan ancaman seperti itu erlangga langsung melepaskan pelukan nya, ia memajukan bibir bawah nya terlihat seperti seorang bayi yang sedang merajuk.
“Jangan dong, yaudah sini aku bantu yang mana?”