Seorang gadis tengah meringkuk di kasur apartmen miliknya. Anna yang masih menggunakan baju tidur itu menaikkan selimutnya sampai leher, pasalnya suhu tubuh ia sedang tidak stabil, kadang merasa panas kadang juga dingin.

Baru saja ia memejamkan mata, pintu apartmen terbuka. Seorang lelaki dengan kantong plastik di tangannya masuk dengan santai. Ia menyimpan kantong plastik tersebut diatas nakas kemudian duduk dipinggir ranjang anna yang masih dibalut selimut.

“Hey masih pusing?” tanya erlangga seraya memegang kening anna. Gadis itu menggeleng pelan “Tinggal lemes nya aja trus dingin,” jawabnya.

“Ini ac nya dingin banget, kenapa gak dimatiin ac nya, sini mana remot ac nya,” pria itu berdiri dari duduknya untuk mencari sebuah remote.

“Kalo gue tau dimana remote nya udah gue matiin dari kemaren,”

Karena remote ac nya tidak ketemu lantas ia mau tidak mau harus melakukan cara manual dengan menaiki sebuah kursi dan membuka casing indoor ac tersebut.

Setelah selesai mengurus ac tersebut, erlangga kembali mendekati anna yang semakin menggigil dibalik selimut nya.

“Emm... kalo lo makin dingin, aduh sorry ya gue bukan mau cari kesempatan, may i hug you? at least supaya lo gak kedinginan banget,” ucapnya ragu seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Gadis itu masih terdiam lalu menganggukan kepalanya. Melihat hal itu erlangga beringsut ke kasur lalu ikut masuk ke dalam selimut yang membalut tubuh anna, kemudian ia menyelipkan tangan nya ke belakang kepala anna untuk ia jadikan bantal. Ia mendekap erat tubuh anna dengan tangan yang mengelus lembut punggung gadis itu.