makeuliiiy

Tepat pukul 10.50 ia tiba di kampus milik erlangga. Gadis cantik berpakaian semi formal dengan bucket bunga di tangan kanan nya itu menghampiri pos security yang berada tak jauh dari parkiran.

“Permisi pak, saya mau tanya kalo gedung wisuda dimana ya pak?,” tanya nya pada seorang satpam yang sedang berjaga.

“Sebelah sana mba, mba lurus aja dari sini nanti ada menara air, terus mba belok ke kanan ada mushola lurus sebentar lagi sampe gedung gymnasium nah disitu mba.”

“Oh baik terimakasih ya pak,” anna tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya untuk menuju gedung gymnasium.

Setelah mengikuti arah yang diberi tahu oleh satpam tadi, akhirnya anna tiba di depan gedung gymnasium dimana telah banyak orang yang berada di lingkungan tersebut.

Perhatian nya teralihkan kepada ponsel nya yang tiba tiba menyala menampilkan sebuah notifikasi chat dari nama 'star' adik nya. Bibirnya tak henti tersenyum saat mendapat sebuah balasan dari adiknya.

“Hayo chatingan sama siapa,” tepukan di bahu anna membuatnya terlonjak kaget, hampir saja ponsel nya jatuh kalau ia tidak segera menangkap nya.

“Kak adam astaga aku kaget.”

Lelaki yang disebut 'kak adam' itu tertawa renyah melihat ekspresi terkejut gadis di hadapannya. “Hahaha sorry sorry.”

“Kak erlang nya mana ya kak adam?,” tanya anna.

“Noh lo gak liat dia dikerubungin tuh sama orang,” jawab adam sambil menunjuk ke tempat dimana erlang berada. Ia dapat melihat banyak perempuan yang meminta foto tak jarang juga yang memberi bunga.

“Udah lo gausah cemburu, dia punya kej—”

“Woy cel sini sini!” Ucapan nya terpotong ketika melihat marcel yang sedang berjalan bersama seorang wanita cantik.

“Halo anna apa kabar,” tanya marcel yang baru saja tiba.

“Baik kak.” Jawabnya dengan senyuman di bibirnya.

“Kenalin ini pacar gue ghea, ghe ini anna calon pacar nya erlangga.”

“Hai kamu cantik banget, no wonder ya erlangga bucin sama kamu,” Ucap gadis bernama ghea dengan sangat antusias.

“Eh makasih kakak juga cantik banget,” puji anna, tidak bohong memang ghea ini memiliki paras wajah menawan bak seorang puteri.

“Kok tega banget sih sayang erlangga gak macarin anna, ish sebel deh laki apaan begitu pasti anna juga butuh kejelasan lah, iya ga na?,” oceh ghea dengan tampang muka kesal ditambah bibirnya yang cemberut.

Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum kikuk tak tahu harus menjawab apa. Anna melebarkan senyuman nya ketika melihat pria yang ia tunggu sepertinya berjalan menuju tempat mereka bertiga berada.

“Widih ada apaan ini kumpul kumpul,” tanya erlangga.

“Ngomongin lo yang HTS in orang,” timpal seseorang yang berada di samping anna, alias adam. Erlangga mengangkat sebuah bunga yang berada di tangan kanan nya kemudian ia pukulkan ke kepala adam.

“Happy graduation ya.”

Suara interupsi anna memecah keributan adam dan erlangga. Ia menyerahkan bucket bunga yang sedari tadi ia pegang kepada erlangga.

“Makasih cantik.” Pria tersebut menerima uluran bunga dari anna dan tersenyum merekah.

“Tai babi gue kok jadi nyamuk gini, aduh ayang nara gue butuh lo,” melihat kedua teman nya yang menerima bunga sukses membuat adam geram dan iri.

“Kak adam.” Panggil seorang perempuan dari belakang. Yang dipanggil kemudian memutar badan nya ke belakang dan terkejut ketika melihat nara— wanita yang ia idamkan membawa sebuah bunga.

“Nar, ini beneran lo? hah gue ga mimpi kan?,” adam berusaha mempercayai bahwa dihadapan nya adalah sosok nara, ia mencubit lengan nya sendiri dan meringis.

“Gue nara, happy graduation ya,” perempuan yang dipanggil nara itu menyodorkan bucket bunga nya. Adam yang sudah sepenuhnya sadar langsung menerima bucket bunga itu dengan perasaan senang.

“Pake pelet apa lo anjing si nara bisa luluh sama lo!” Tuduh marcel.

“Bacot lo anjing udah dibilang pesona gue ga main-main.”

Anna yang tidak mengerti keadaan hanya tersenyum menimpali semua yang terjadi. Erlangga memindahkan pandangan nya nya ke arah anna yang masih tersenyum.

'Cantik banget anjing' gumam erlangga di dalam hati.

“Na ikut aku yu ke mobil.” Ajak erlangga. Anna menganggukkan kepalanya kemudian berpamitan kepada marcel, adam, ghea dan nara.

Dengan tangan yang bergandengan mereka menuju parkiran. Erlangga membuka pintu mobil untuk anna setelah tiba di depan mobil nya, ia berjalan mengitari mobil lalu masuk ke pintu sebelahnya.

“Kenapa ngajak aku ke mobil?” tanya anna setelah erlangga menutup pintu mobilnya.

Erlangga yang masih sibuk dengan bunga yang berada di tangan nya, kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah anna yang sedang menatap nya juga. Mereka hanya tatap tatapan, anna mengerutkan keningnya lalu melambai lambaikan tangan nya ke depan muka erlangga.

Erlangga sedari tadi sedang menetralkan jantung nya agar tidak terlalu deg-degan, ia memutar kembali badan nya menghadap ke depan, lalu menghadap ke anna lagi.

“Kenap—” ucapannya terpotong ketika ia melihat sebuah kotak merah berisi cincin di tangan erlangga.

“Aku gak bisa berkata kata manis na, gak bisa juga jadi cowo romantis, maaf kalo ga sesuai yang kamu harapin, tapi aku disini bener bener mau kamu tau kalo aku sayang banget sama kamu, aku cinta sama kamu, maaf aku baru nyampein kata cinta lagi. Aku nunggu waktu yang pas seperti permintaan kamu dulu, so mau ya jadi istri aku?”

“Tapi—”

“Plis anna jangan tolak aku lagi, jangan pernah bilang lagi kalo kamu masih merasa gak pantes buat aku, aku sayang banget na sama kamu dari dulu, sekarang udah gak ada lagi orang yang jahat sama kamu, kalau pun ada izinin aku buat terus ngelindungin kamu ya, so sekali lagi mau ya jadi istri aku?”

Anna sebenarnya masih terkejut, ia tidak percaya erlangga tengah melamarnya di saat hari bahagia baginya. Tak terlihat sama sekali gurat kebohongan dari wajah erlangga, hanya ada wajah yang serius.

Sekali lagi, anna menghembuskan nafasnya pelan-pelan sebelum ia memutuskan jawaban nya.

'Bismillah' ucap anna dalam hati.

“Makasih ya kamu selalu bertahan sama aku, makasih udah selalu jaga aku dan makasih juga udah ngeyakinin aku. Iya aku mau jadi istri kamu.”

Mimik wajah erlangga seketika berubah. Bahagia, satu kata yang mendefinisikan bagaimana perasaan nya sekarang. Ia memeluk anna, tak henti hentinya erlangga menggumamkan kata terimakasih dan bersyukur di dalam pelukannya.

Tepat pukul 10.50 ia tiba di kampus milik erlangga. Gadis cantik berpakaian semi formal dengan bucket bunga di tangan kanan nya itu menghampiri pos security yang berada tak jauh dari parkiran.

“Permisi pak, saya mau tanya kalo gedung wisuda dimana ya pak?,” tanya nya pada seorang satpam yang sedang berjaga.

“Sebelah sana mba, mba lurus aja dari sini nanti ada menara air, terus mba belok ke kanan ada mushola lurus sebentar lagi sampe gedung gymnasium nah disitu mba.”

“Oh baik terimakasih ya pak,” anna tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya untuk menuju gedung gymnasium.

Setelah mengikuti arah yang diberi tahu oleh satpam tadi, akhirnya anna tiba di depan gedung gymnasium dimana telah banyak orang yang berada di lingkungan tersebut.

Perhatian nya teralihkan kepada ponsel nya yang tiba tiba menyala menampilkan sebuah notifikasi chat dari nama 'star' adik nya. Bibirnya tak henti tersenyum saat mendapat sebuah balasan dari adiknya.

“Hayo chatingan sama siapa,” tepukan di bahu anna membuatnya terlonjak kaget, hampir saja ponsel nya jatuh kalau ia tidak segera menangkap nya.

“Kak adam astaga aku kaget.”

Lelaki yang disebut 'kak adam' itu tertawa renyah melihat ekspresi terkejut gadis di hadapannya. “Hahaha sorry sorry.”

“Kak erlang nya mana ya kak adam?,” tanya anna.

“Noh lo gak liat dia dikerubungin tuh sama orang,” jawab adam sambil menunjuk ke tempat dimana erlang berada. Ia dapat melihat banyak perempuan yang meminta foto tak jarang juga yang memberi bunga.

“Udah lo gausah cemburu, dia punya kej—”

“Woy cel sini sini!” Ucapan nya terpotong ketika melihat marcel yang sedang berjalan bersama seorang wanita cantik.

“Halo anna apa kabar,” tanya marcel yang baru saja tiba.

“Baik kak.” Jawabnya dengan senyuman di bibirnya.

“Kenalin ini pacar gue ghea, ghe ini anna calon pacar nya erlangga.”

“Hai kamu cantik banget, no wonder ya erlangga bucin sama kamu,” Ucap gadis bernama ghea dengan sangat antusias.

“Eh makasih kakak juga cantik banget,” puji anna, tidak bohong memang ghea ini memiliki paras wajah menawan bak seorang puteri.

“Kok tega banget sih sayang erlangga gak macarin anna, ish sebel deh laki apaan begitu pasti anna juga butuh kejelasan lah, iya ga na?,” oceh ghea dengan tampang muka kesal ditambah bibirnya yang cemberut.

Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum kikuk tak tahu harus menjawab apa. Anna melebarkan senyuman nya ketika melihat pria yang ia tunggu sepertinya berjalan menuju tempat mereka bertiga berada.

“Widih ada apaan ini kumpul kumpul,” tanya erlangga.

“Ngomongin lo yang HTS in orang,” timpal seseorang yang berada di samping anna, alias adam. Erlangga mengangkat sebuah bunga yang berada di tangan kanan nya kemudian ia pukulkan ke kepala adam.

“Happy graduation ya.”

Suara interupsi anna memecah keributan adam dan erlangga. Ia menyerahkan bucket bunga yang sedari tadi ia pegang kepada erlangga.

“Makasih cantik.” Pria tersebut menerima uluran bunga dari anna dan tersenyum merekah.

“Tai babi gue kok jadi nyamuk gini, aduh ayang nara gue butuh lo,” melihat kedua teman nya yang menerima bunga sukses membuat adam geram dan iri.

“Kak adam.” Panggil seorang perempuan dari belakang. Yang dipanggil kemudian memutar badan nya ke belakang dan terkejut ketika melihat nara— wanita yang ia idamkan membawa sebuah bunga.

“Nar, ini beneran lo? hah gue ga mimpi kan?,” adam berusaha mempercayai bahwa dihadapan nya adalah sosok nara, ia mencubit lengan nya sendiri dan meringis.

“Gue nara, happy graduation ya,” perempuan yang dipanggil nara itu menyodorkan bucket bunga nya. Adam yang sudah sepenuhnya sadar langsung menerima bucket bunga itu dengan perasaan senang.

“Pake pelet apa lo anjing si nara bisa luluh sama lo!” Tuduh marcel.

“Bacot lo anjing udah dibilang pesona gue ga main-main.”

Anna yang tidak mengerti keadaan hanya tersenyum menimpali semua yang terjadi. Erlangga memindahkan pandangan nya nya ke arah anna yang masih tersenyum.

'Cantik banget anjing' gumam erlangga di dalam hati.

“Na ikut aku yu ke mobil.” Ajak erlangga. Anna menganggukkan kepalanya kemudian berpamitan kepada marcel, adam, ghea dan nara.

Dengan tangan yang bergandengan mereka menuju parkiran. Erlangga membuka pintu mobil untuk anna setelah tiba di depan mobil nya, ia berjalan mengitari mobil lalu masuk ke pintu sebelahnya.

“Kenapa ngajak aku ke mobil?” tanya anna setelah erlangga menutup pintu mobilnya.

Erlangga yang masih sibuk dengan bunga yang berada di tangan nya, kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah anna yang sedang menatap nya juga. Mereka hanya tatap tatapan, anna mengerutkan keningnya lalu melambai lambaikan tangan nya ke depan muka erlangga.

Erlangga sedari tadi sedang menetralkan jantung nya agar tidak terlalu deg-degan, ia memutar kembali badan nya menghadap ke depan, lalu menghadap ke anna lagi.

“Kenap—” ucapannya terpotong ketika ia melihat sebuah kotak merah berisi cincin di tangan erlangga.

“Aku gak bisa berkata kata manis na, gak bisa juga jadi cowo romantis, maaf kalo ga sesuai yang kamu harapin, tapi aku disini bener bener mau kamu tau kalo aku sayang banget sama kamu, aku cinta sama kamu, maaf aku baru nyampein kata cinta lagi. Aku nunggu waktu yang pas seperti permintaan kamu dulu, so mau ya jadi istri aku?”

“Tapi—”

“Plis anna jangan tolak aku lagi, jangan pernah bilang lagi kalo kamu masih merasa gak pantes buat aku, aku sayang banget na sama kamu dari dulu, sekarang udah gak ada lagi orang yang jahat sama kamu, kalau pun ada izinin aku buat terus ngelindungin kamu ya, so sekali lagi mau ya jadi istri aku?”

Anna sebenarnya masih terkejut, ia tidak percaya erlangga tengah melamarnya di saat hari bahagia baginya. Tak terlihat sama sekali gurat kebohongan dari wajah erlangga, hanya ada wajah yang serius.

Sekali lagi, anna menghembuskan nafasnya pelan-pelan sebelum ia memutuskan jawaban nya.

'Bismillah' ucap anna dalam hati.

“Makasih ya kamu selalu bertahan sama aku, makasih udah selalu jaga aku dan makasih juga udah ngeyakinin aku. Iya aku mau jadi istri kamu.”

Mimik wajah erlangga seketika berubah. Bahagia, satu kata yang mendefinisikan bagaimana perasaan nya sekarang. Ia memeluk anna, tak henti hentinya erlangga menggumamkan kata terimakasih dan bersyukur di dalam pelukannya.

Tepat pukul 10.50 ia tiba di kampus milik erlangga. Gadis cantik berpakaian semi formal dengan bucket bunga di tangan kanan nya itu menghampiri pos security yang berada tak jauh dari parkiran.

“Permisi pak, saya mau tanya kalo gedung wisuda dimana ya pak?,” tanya nya pada seorang satpam yang sedang berjaga.

“Sebelah sana mba, mba lurus aja dari sini nanti ada menara air, terus mba belok ke kanan ada mushola lurus sebentar lagi sampe gedung gymnasium nah disitu mba.”

“Oh baik terimakasih ya pak,” anna tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya untuk menuju gedung gymnasium.

Setelah mengikuti arah yang diberi tahu oleh satpam tadi, akhirnya anna tiba di depan gedung gymnasium dimana telah banyak orang yang berada di lingkungan tersebut.

Perhatian nya teralihkan kepada ponsel nya yang tiba tiba menyala menampilkan sebuah notifikasi chat dari nama 'star' adik nya. Bibirnya tak henti tersenyum saat mendapat sebuah balasan dari adiknya.

“Haii anna,” tepukan di bahu anna membuatnya terlonjak kaget, hampir saja ponsel nya jatuh kalau ia tidak segera menangkap nya.

“Kak adam astaga aku kaget.”

Lelaki yang disebut 'kak adam' itu tertawa renyah melihat ekspresi terkejut gadis di hadapannya. “Hahaha sorry sorry.”

“Kak erlang nya mana ya kak adam?,” tanya anna.

“Noh lo gak liat dia dikerubungin tuh sama orang,” jawab adam sambil menunjuk ke tempat dimana erlang berada. Ia dapat melihat banyak perempuan yang meminta foto tak jarang juga yang memberi bunga.

“Udah lo gausah cemburu, dia punya kej—”

“Woy cel sini sini!” Ucapan nya terpotong ketika melihat marcel yang sedang berjalan bersama seorang wanita cantik.

“Halo anna apa kabar,” tanya marcel yang baru saja tiba.

“Baik kak.” Jawabnya dengan senyuman di bibirnya.

“Kenalin ini pacar gue ghea, ghe ini anna calon pacar nya erlangga.”

“Hai kamu cantik banget, no wonder ya erlangga bucin sama kamu,” Ucap gadis bernama ghea dengan sangat antusias.

“Eh makasih kakak juga cantik banget,” puji anna, tidak bohong memang ghea ini memiliki paras wajah menawan bak seorang puteri.

“Kok tega banget sih sayang erlangga gak macarin anna, ish sebel deh laki apaan begitu pasti anna juga butuh kejelasan lah, iya ga na?,” oceh ghea dengan tampang muka kesal ditambah bibirnya yang cemberut.

Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum kikuk tak tahu harus menjawab apa. Anna melebarkan senyuman nya ketika melihat pria yang ia tunggu sepertinya berjalan menuju tempat mereka bertiga berada.

“Widih ada apaan ini kumpul kumpul,” tanya erlangga.

“Ngomongin lo yang HTS in orang,” timpal seseorang yang berada di samping anna, alias adam. Erlangga mengangkat sebuah bunga yang berada di tangan kanan nya kemudian ia pukulkan ke kepala adam.

“Happy graduation ya.”

Suara interupsi anna memecah keributan adam dan erlangga. Ia menyerahkan bucket bunga yang sedari tadi ia pegang kepada erlangga.

“Makasih cantik.” Pria tersebut menerima uluran bunga dari anna dan tersenyum merekah.

“Tai babi gue kok jadi nyamuk gini, aduh ayang nara gue butuh lo,” melihat kedua teman nya yang menerima bunga sukses membuat adam geram dan iri.

“Kak adam.” Panggil seorang perempuan dari belakang. Yang dipanggil kemudian memutar badan nya ke belakang dan terkejut ketika melihat nara— wanita yang ia idamkan membawa sebuah bunga.

“Nar, ini beneran lo? hah gue ga mimpi kan?,” adam berusaha mempercayai bahwa dihadapan nya adalah sosok nara, ia mencubit lengan nya sendiri dan meringis.

“Gue nara, happy graduation ya,” perempuan yang dipanggil nara itu menyodorkan bucket bunga nya. Adam yang sudah sepenuhnya sadar langsung menerima bucket bunga itu dengan perasaan senang.

“Pake pelet apa lo anjing si nara bisa luluh sama lo!” Tuduh marcel.

“Bacot lo anjing udah dibilang pesona gue ga main-main.”

Anna yang tidak mengerti keadaan hanya tersenyum menimpali semua yang terjadi. Erlangga memindahkan pandangan nya nya ke arah anna yang masih tersenyum.

'Cantik banget anjing' gumam erlangga di dalam hati.

“Na ikut aku yu ke mobil.” Ajak erlangga. Anna menganggukkan kepalanya kemudian berpamitan kepada marcel, adam, ghea dan nara.

Dengan tangan yang bergandengan mereka menuju parkiran. Erlangga membuka pintu mobil untuk anna setelah tiba di depan mobil nya, ia berjalan mengitari mobil lalu masuk ke pintu sebelahnya.

“Kenapa ngajak aku ke mobil?” tanya anna setelah erlangga menutup pintu mobilnya.

Erlangga yang masih sibuk dengan bunga yang berada di tangan nya, kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah anna yang sedang menatap nya juga. Mereka hanya tatap tatapan, anna mengerutkan keningnya lalu melambai lambaikan tangan nya ke depan muka erlangga.

Erlangga sedari tadi sedang menetralkan jantung nya agar tidak terlalu deg-degan, ia memutar kembali badan nya menghadap ke depan, lalu menghadap ke anna lagi.

“Kenap—” ucapannya terpotong ketika ia melihat sebuah kotak merah berisi cincin di tangan erlangga.

“Aku gak bisa berkata kata manis na, gak bisa juga jadi cowo romantis, maaf kalo ga sesuai yang kamu harapin, tapi aku disini bener bener mau kamu tau kalo aku sayang banget sama kamu, aku cinta sama kamu, maaf aku baru nyampein kata cinta lagi. Aku nunggu waktu yang pas seperti permintaan kamu dulu, so mau ya jadi istri aku?”

“Tapi—”

“Plis anna jangan tolak aku lagi, jangan pernah bilang lagi kalo kamu masih merasa gak pantes buat aku, aku sayang banget na sama kamu dari dulu, sekarang udah gak ada lagi orang yang jahat sama kamu, kalau pun ada izinin aku buat terus ngelindungin kamu ya, so sekali lagi mau ya jadi istri aku?”

Anna sebenarnya masih terkejut, ia tidak percaya erlangga tengah melamarnya di saat hari bahagia baginya. Tak terlihat sama sekali gurat kebohongan dari wajah erlangga, hanya ada wajah yang serius.

Sekali lagi, anna menghembuskan nafasnya pelan-pelan sebelum ia memutuskan jawaban nya.

'Bismillah' ucap anna dalam hati.

“Makasih ya kamu selalu bertahan sama aku, makasih udah selalu jaga aku dan makasih juga udah ngeyakinin aku. Iya aku mau jadi istri kamu.”

Mimik wajah erlangga seketika berubah. Bahagia, satu kata yang mendefinisikan bagaimana perasaan nya sekarang. Ia memeluk anna, tak henti hentinya erlangga menggumamkan kata terimakasih dan bersyukur di dalam pelukannya.

Apartmen

“Kak jangan ndusel ndusel gitu ih, diem dulu ini ntar ga beres-beres,” “Katanya mau bantuin malah ngerecokin lo kalo gini,”

Gadis itu terus mengoceh tanpa henti saat erlangga tengah asik memeluk nya dari belakang. Bukan nya apa apa hanya saja masih banyak keperluan yang belum anna bereskan, tetapi kegiatannya terputus-putus hanya karena ulah erlangga yang terkadang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher anna.

“Wangi, pake sabun apa sih aku suka,” ucap pria itu yang masih setia memeluk nya.

anna berdecak sebal, ingin bergerak saja anna tak bisa karena eratnya pelukan erlangga. Ia mencoba melepaskan tangan erlangga yang bertengger di perutnya, namun erlangga menepisnya.

“Serius ya kalo lo gamau lepasin gue, gue gamau ngehubungin lo nanti di aussie,” hanya dengan ancaman seperti itu erlangga langsung melepaskan pelukan nya, ia memajukan bibir bawah nya terlihat seperti seorang bayi yang sedang merajuk.

“Jangan dong, yaudah sini aku bantu yang mana?”

“Kak jangan ndusel ndusel gitu ih, diem dulu ini ntar ga beres-beres,” “Katanya mau bantuin malah ngerecokin lo kalo gini,”

Gadis itu terus mengoceh tanpa henti saat erlangga tengah asik memeluk nya dari belakang. Bukan nya apa apa hanya saja masih banyak keperluan yang belum anna bereskan, tetapi kegiatannya terputus-putus hanya karena ulah erlangga yang terkadang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher anna.

“Wangi, pake sabun apa sih aku suka,” ucap pria itu yang masih setia memeluk nya.

anna berdecak sebal, ingin bergerak saja anna tak bisa karena eratnya pelukan erlangga. Ia mencoba melepaskan tangan erlangga yang bertengger di perutnya, namun erlangga menepisnya.

“Serius ya kalo lo gamau lepasin gue, gue gamau ngehubungin lo nanti di aussie,” hanya dengan ancaman seperti itu erlangga langsung melepaskan pelukan nya, ia memajukan bibir bawah nya terlihat seperti seorang bayi yang sedang merajuk.

“Jangan dong, yaudah sini aku bantu yang mana?”

Seorang gadis tengah meringkuk di kasur apartmen miliknya. Anna yang masih menggunakan baju tidur itu menaikkan selimutnya sampai leher, pasalnya suhu tubuh ia sedang tidak stabil, kadang merasa panas kadang juga dingin.

Baru saja ia memejamkan mata, pintu apartmen terbuka. Seorang lelaki dengan kantong plastik di tangannya masuk dengan santai. Ia menyimpan kantong plastik tersebut diatas nakas kemudian duduk dipinggir ranjang anna yang masih dibalut selimut.

“Hey masih pusing?” tanya erlangga seraya memegang kening anna. Gadis itu menggeleng pelan “Tinggal lemes nya aja trus dingin,” jawabnya.

“Ini ac nya dingin banget, kenapa gak dimatiin ac nya, sini mana remot ac nya,” pria itu berdiri dari duduknya untuk mencari sebuah remote.

“Kalo gue tau dimana remote nya udah gue matiin dari kemaren,”

Karena remote ac nya tidak ketemu lantas ia mau tidak mau harus melakukan cara manual dengan menaiki sebuah kursi dan membuka casing indoor ac tersebut.

Setelah selesai mengurus ac tersebut, erlangga kembali mendekati anna yang semakin menggigil dibalik selimut nya.

“Emm... kalo lo makin dingin, aduh sorry ya gue bukan mau cari kesempatan, may i hug you? at least supaya lo gak kedinginan banget,” ucapnya ragu seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Gadis itu masih terdiam lalu menganggukan kepalanya. Melihat hal itu erlangga beringsut ke kasur lalu ikut masuk ke dalam selimut yang membalut tubuh anna, kemudian ia menyelipkan tangan nya ke belakang kepala anna untuk ia jadikan bantal. Ia mendekap erat tubuh anna dengan tangan yang mengelus lembut punggung gadis itu.

Seorang gadis tengah meringkuk di kasur apartmen miliknya. Anna yang masih menggunakan baju tidur itu menaikkan selimutnya sampai leher, pasalnya suhu tubuh ia sedang tidak stabil, kadang merasa panas kadang juga dingin.

Baru saja ia memejamkan mata, pintu apartmen terbuka. Seorang lelaki dengan kantong plastik di tangannya masuk dengan santai. Ia menyimpan kantong plastik tersebut di bawah kemudian duduk dipinggir ranjang anna yang masih dibalut selimut.

“Hey masih pusing?” tanya erlangga seraya memegang kening anna. Gadis itu menggeleng pelan “Tinggal lemes nya aja trus dingin,” jawabnya.

“Ini ac nya dingin banget, kenapa gak dimatiin ac nya, sini mana remot ac nya,” pria itu berdiri untuk mencari sebuah remote.

“Kalo gue tau dimana remote nya udah gue matiin dari kemaren,”

Karena remote ac nya tidak ketemu lantas ia mau tidak mau harus melakukan cara manual dengan menaiki sebuah kursi dan membuka casing indoor ac tersebut.

Setelah selesai, ia kembali mendekati anna yang semakin menggigil dibalik selimut nya.

“Emm... kalo lo makin dingin, aduh sorry ya gue bukan mau cari kesempatan, may i hug you? at least supaya lo gak kedinginan banget,” ucap erlangga sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Anna hanya menganggukan kepalanya. Erlangga segera menyelipkan tangan nya dibelakang kepala anna untuk ia jadikan bantal, kemudian badan nya ikut masuk ke dalam selimut yang menyelimuti tubuh anna. Ia mendekap erat tubuh anna dengan tangan yang mengelus lembut punggung gadis itu.

Apartmen

Seorang gadis tengah meringkuk di kasur miliknya di sebuah apartmen. Anna yang masih menggunakan baju tidur itu menaikkan selimutnya sampai leher, pasalnya keadaan tubuh ia sedang tidak stabil, kadang merasa panas kadang juga dingin.

Baru saja ia memejamkan mata, pintu apartmen terbuka. Begitu terbuka erlangga segera masuk ke dalam dan menutup pintu.

Seorang gadis tengah meringkuk di kasur miliknya di sebuah apartmen. Anna yang masih menggunakan baju tidur itu menaikkan selimutnya sampai leher, pasalnya keadaan tubuh ia sedang tidak stabil, kadang merasa panas kadang juga dingin.

Baru saja ia memejamkan mata, pintu apartmen terbuka. Begitu terbuka erlangga segera masuk ke dalam dan menutup pintu.